6 Mahasiswa UI Terima Beasiswa Sasakawa

Enam sivitas akademika Universitas Indonesia (UI) program magister dan doktor menerima beasiswa Sasakawa Young Leaders Fellowship Fund (SYLFF) atau Beasiswa Sasakawa, Jepang. Beasiswa itu diberikan dalam rangka dua puluh tahun kehadiran SYLFF di UI yang mengambil tema Nurturing the Future Leaders, di Balai Sidang UI, Kampus Depok, Senin (30/8/2010).
Bekerjasama dengan Tokyo Foundation, acara tersebut dihadiri Rektor UI Prof Gumilar R Somantri, Chairman Nippon Foundation Yohei Sakakawa dan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI La Ode Ida, yang merupakan alumni penerima beasiswa Sakakawa UI. Yohei Sakakawa mengatakan, diberikannya Beasiswa Sasakawa ke UI bukan tanpa target dan harapan, karena ini merupakan proyek jangka panjang setelah awalnya sampai 10 tahun, kini telah mencapai dua puluh tahun.
"Tidak cukup hanya memberikan beasiswa, sesudah itu selesai. Ini pemikiran jangka panjang untuk membangun sumber daya manusia, mencari pemecahan-pemecahan masalah di dalam komunitas bangsa yang kemudian multibangsa, yang muaranya membentuk generasi pemimpin masa depan," ujar Yohei.
Awalnya, Beasiswa Sasakawa diberikan untuk semua rumpun keilmuan, baik itu ilmu kesehatan, ilmu sains dan teknologi, ilmu sosial dan humaniora, yang dimulai pada periode 1990 hingga 2010. Terhitung, sejak tahun akademik 2004/2005, beasiswa ini secara rutin diberikan kepada mahasiswa berprestasi UI untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang pascasarjana, yaitu magister (S-2) maupun doktoral (S-3) di bidang ilmu sosial dan humaniora.
Beasiswa tersebut diberikan untuk periode satu tahun akademik atau dua semester, terdiri atas beasiswa penuh (full scholarship) meliputi biaya pendidikan dan biaya hidup, beasiswa parsial (partial scholarship) yaitu biaya pendidikan, serta dana riset (research grant). Adapun sampai saat ini SYLFF sudah memberikan beasiswa ini kepada 183 mahasiswa pascasarjana UI dari jenjang pendidikan doktoral (S-3), 59 mahasiswa dan jenjang pendidikan magister (S-2), dan 124 mahasiswa sarjana (S-1).
"Kami ingin memberikan kesempatan kepada generasi-generasi muda ini bukan saja bisa berbicara di hadapan publik internasional, tetapi juga mampu berbuat banyak bagi komunitas internasional. Harapan kami ini bukan sekadar beasiswa, tetapi proyek global," ujar Yohei.(kompas.com)
Bekerjasama dengan Tokyo Foundation, acara tersebut dihadiri Rektor UI Prof Gumilar R Somantri, Chairman Nippon Foundation Yohei Sakakawa dan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI La Ode Ida, yang merupakan alumni penerima beasiswa Sakakawa UI. Yohei Sakakawa mengatakan, diberikannya Beasiswa Sasakawa ke UI bukan tanpa target dan harapan, karena ini merupakan proyek jangka panjang setelah awalnya sampai 10 tahun, kini telah mencapai dua puluh tahun.
"Tidak cukup hanya memberikan beasiswa, sesudah itu selesai. Ini pemikiran jangka panjang untuk membangun sumber daya manusia, mencari pemecahan-pemecahan masalah di dalam komunitas bangsa yang kemudian multibangsa, yang muaranya membentuk generasi pemimpin masa depan," ujar Yohei.
Awalnya, Beasiswa Sasakawa diberikan untuk semua rumpun keilmuan, baik itu ilmu kesehatan, ilmu sains dan teknologi, ilmu sosial dan humaniora, yang dimulai pada periode 1990 hingga 2010. Terhitung, sejak tahun akademik 2004/2005, beasiswa ini secara rutin diberikan kepada mahasiswa berprestasi UI untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang pascasarjana, yaitu magister (S-2) maupun doktoral (S-3) di bidang ilmu sosial dan humaniora.
Beasiswa tersebut diberikan untuk periode satu tahun akademik atau dua semester, terdiri atas beasiswa penuh (full scholarship) meliputi biaya pendidikan dan biaya hidup, beasiswa parsial (partial scholarship) yaitu biaya pendidikan, serta dana riset (research grant). Adapun sampai saat ini SYLFF sudah memberikan beasiswa ini kepada 183 mahasiswa pascasarjana UI dari jenjang pendidikan doktoral (S-3), 59 mahasiswa dan jenjang pendidikan magister (S-2), dan 124 mahasiswa sarjana (S-1).
"Kami ingin memberikan kesempatan kepada generasi-generasi muda ini bukan saja bisa berbicara di hadapan publik internasional, tetapi juga mampu berbuat banyak bagi komunitas internasional. Harapan kami ini bukan sekadar beasiswa, tetapi proyek global," ujar Yohei.(kompas.com)